Dalam hati terus berdoa, mulut terus mengucap subhanallah, astaghfirullah, Allahu akbar. Dan alhamdulillah, aku ga merasa nderedeg sedikitpun menghadapi pengalaman melahirkan pertamaku. Yang ada dipikiran cuma, terus berdoa dan mengikuti semua perintah bidan, supaya lancar semuanya. Mami terus memberi semangat di samping kiriku, di kanan ada mb Ita. Sakitnya seperti udah ga ada jeda lagi, terus-terusan datang, keinginan ngeden semakin kuat.
Setelah beberapa lama aku tahan untuk ga mengejan dulu akhirnya udah ga kuat lagi, dan bidan langsung kasih aba2. Bismillah, begitu sakit datang, aku ikutin dengan mengejan, terasa ketuban pecah. Kata bidan, kepala si kecil dah kliatan. Berhenti sebentar, datang sakit lagi, mengejan lagi. Kali ini agak panjang. Lalu tiba-tiba dengar suara tangisan, subhanallah ... leganya, alhamdulillah ... si kecil lahir dengan selamat, Allahu akbar ... aku merasa menjadi pemenang ya Allah. Tangisan si kecil terdengar seperti suara tangisan yang sangat kurindukan. Segala rasa sakit langsung hilang.
Sebentar kemudian bidan mengangkat si kecil dan menaruhnya diatas didadaku, subhanallah ... inilah karunia terindah-Mu ya Allah. Aku begitu takjub dengan ciptaan-Mu yang satu ini. Tak ada kata yang mampu kuucap selain memuji-Mu ya Allah. Alhamdulillairobbilalamin.
Kulihat mami nangis, mungkin ekspresi atas kekhawatiran dan kegembiraan. Sungguh, seumur hidupku aku ga bakal melupakan keajaiban ini, adegan demi adegan, insyaAllah. Dan untukmu anakku, semoga kelak kau menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa. Amin.