April 17, 2008

Fahri dan Eyang


Ini foto Fahri dan eyang kakung (my dad). Diambil 2 minggu yang lalu ketika Fahri ditengok Eyang. Foto yg ama eyang putri blom bisa di upload, luemottt ...

April 03, 2008

Jakarta oh Jakarta ....

Kemaren sore, pulang kantor, dihadang oleh kemacetan yang luar biasa dari pertigaan Merdeka Selatan-Gambir sampai Tugu Tani. Sebenernya kemacetan bukan hal baru yang aku jumpai selama hampir tiga tahun tinggal di ibukota ini. Tapi kali ini bener-bener pusing ngeliatnya. Deretan mobil, metromini, bajaj, campur bis kota mengular memenuhi jalan. Ga bergerak sama sekali. Jalan depan Gambir penuh. Lampu merah pertigaan masih setia dengan merah kuning hijaunya yang nyala bergantian, tapi kendaraan ga ada yang bergerak. Panas dan asap kendaraan semakin bikin sumpek saja.
Melongok kanan kiri, cari-cari polisi. Kemana dia. Barangkali polisi sendiri sudah bingung dan menyerah, sehingga ga tau lagi apa yang musti dilakukan. Jakarta memang parah. Sampai gubernur DKI saja bingung mo ngeluarin kebijakan apa lagi buat mengatasi kemacetan di Jakarta. Busway, oleh sebagian besar pengemudi kendaraan umum malah dianggap memperparah kemacetan akibat berkurangnya satu jalur jalan karna dikhususkan untuk bus transjakarta. Apalagi akhir-akhir ini, jalur busway disterilkan dari kendaraan lain. Walah ... repot.
Untung kami naek motor. Dan memang hanya motor dan pejalan kaki sajalah yang bisa bergerak kali ini. Dengan kecepatan sama dengan pejalan kaki, Ayah mencoba menerobos selah-selah diantara mobil dan kendaraan lain. Pertigaan terlewati, terus merayap ke arah Tugu Tani. Karena jalanan penuh mobil, kami dan pengendara motor lainnya naik ke trotoar agar bisa tetap maju.
Dulu, sewaktu aku masih menjadi pejalan kaki, sering sekali mengomel dalam hati, sebel sama tingkah pengendara motor yang merampas hak pejalan kaki. Habisnya, enak-enak jalan di trotoar, tiba-tiba diklakson dari belakang, disuruh minggir karna dia (dan motornya) mau lewat. Kamu aja yang minggir sana, kadang aku memaki dalam hati, dan pasti itu nampak di raut mukaku. Hehe. Tapi sekarang, aku malah ada di posisi yang dulu aku omelin. Mungkin orang-orang yang jalan di trotoar kini juga sama mengomelnya seperti aku dulu. Gantian aku yang diomelin yak. Hihihi. Dunia memang selalu berputar. Sekarang jadi tahu, apa alasannya motor sampai naik-naik ke trotoar, ga lain memang karena udah ga ada tempat lagi di jalan raya. Apa ya mau ikutan nongkrong di jalan bersama mobil-mobil itu, sementara ada anak di rumah yang nungguin kepulangan kita.
Fiuhh ... Jakarta ... Jakarta ...
Selepas Tugu Tani, lalu lintas lancar tanpa hambatan.
Tadi pagi, nyampe kantor, buka-buka detik.com, ada judul “PARADE SENJA LAHIRKAN KEMACETAN SEPUTAR ISTANA”. Berikut cuplikan isi beritanya:
... Menjelang Parade Senja pada Rabu (2/4/2008), Jl. Medan Merdeka Utara dan Jl. Veteran III ditutup. Pantauan detikcom pada pukul 15.30 WIB, telah terjadi kemacetan dari Tugu Tani hingga perempatan Harmoni. Kendaraan dari arah Tugu Tani yang hendak melewati depan Istana Merdeka dibelokkan ke arah Masjid Istiqlal. Begitu juga kendaraan yang akan melewati Jl. Veteran III diminta terus melewati perempatan Harmoni ... Menurut petugas Traffic Management Center (TMC), penutupan dan pengalihan arus digelar selama 3,5 jam sejak pukul 15.00 WIB hingga 18.30 WIB. (nvt/ana)
Woalaaahh ... ternyata ini tho penyebabnya, ada acara Parade Senja di Istana Merdeka. Yang bikin geleng-geleng kepala dan ga habis pikir, yang ditutup hanya dua ruas jalan dan penutupannya pun hanya 3,5 jam, namun kedua hanya tersebut mampu menciptakan kemacetan yang luar biasa di ruas jalan sekitarnya. Entah sampai pukul berapa mobil-mobil yang kami lewati tadi akhirnya nyampe ke tempat tujuannya masing-masing. Ck .. ck .. ck ..