February 03, 2012

Manusia boleh berencana, tapi tetap ... Tuhan lah yang menentukan (jilid II)

Pengalaman itu kembali terulang. Tapi berbeda dengan yang kemaren, yang ini jauh lebih hebat dan terjadi dalam satu periode waktu yang lebih lama. Kalau yang kemaren hanya direncanakan dalam satu hari, yang ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Tahun 2011 kemaren memang beda. Setelah tahun-tahun sebelumnya menolak beberapa tawaran untuk melanjutkan kuliah lagi, maka di tahun itu, saat menyatakan diriku siap untuk sekolah, aku memperoleh sekaligus dua tawaran beasiswa untuk 2012. Subhanallah. Sama sekali diluar perkiraan.
Pertama untuk universitas dalam negri, datang di bulan Oktober. Ketika aplikasi sudah dikirim, lolos seleksi administrasi dan udah ikut tes potensi akademik yang susahnya minta ampun itu, datanglah tawaran beasiswa ke Korea dari pak bos yang tiba-tiba. Agak ragu, tapi setelah si Ayah bilang 'Go, take it' maka aku pun dicalonkan. 
Ga mudah memenuhi semua persyaratan. Bikin personal statement dan statement of purpose aja udah cukup menguras pikiran, belum lagi harus dapetin sertifikat toefl dengan biaya pribadi (karena beruntung kantor pas ga ada dana di akhir tahun). 
Saat aplikasi Korea udah dikirim, ternyata datang panggilan untuk tes toefl sebagai lanjutan lulusnya tes potensi akademik. Walahh ... padahal setelah aku lewatin tes tpa, rasanya ga punya harapan untuk lolos. Ternyata lolos juga, alhamdulillah. Jadilah dalam seminggu jalanin dua kali tes toefl, satu untuk beasiswa dlm negri, satu untuk dikirim ke Korea. Hadeeehhhh....
Seminggu setelah itu, ada email dari Korea disuruh milih jadwal interview by phone. Perut langsung mules demi membayangkan apa yang akan ditanyakan nanti. Tapi akhirnya hari itu terlewati juga. Bermodalkan nothing to loose, aku berusaha jawab semua pertanyaan yang mereka sampaikan, tentunya in English. Entah mereka mudeng English ku apa enggak aku ga peduli. Hehehe.. Dalam hati sedikit berharap ga lolos seleksi karna sebenernya ga pengen ninggalin anak-anak dalam waktu yang lama dan jarak yang sangat jauh.
Sampai kemudian awal Januari 2012 datang pengumuman diterima untuk sekolah di Korea. Oh my God ... yang pertama kulakukan setelah dapet kabar itu adalah menangis ... menangis sejadi-jadinya (walaupun harus ngumpet di musholla kantor biar ga ketauan yang lain). Sedih banget, tapi ada senengnya. Ada semangat untuk belajar dan berusaha, tapi ada penyesalan nantinya harus berpisah sama suami dan anak-anak. Campur aduk.
Persiapan mulai dilakukan, beli backpack baru, beli netbook, sampai nyiapin mental anak-anak dan ngasih tahu si Emak. Di kantor juga semua kerjaanku udah ditransfer ke beberapa teman.
Daaaannnn ... setelah 'semua itu', kemaren ... di awal Februari 2012, Pimpinan resmi menyampaikan penyesalannya karena harus membatalkan pencalonan ke Korea tsb akibat ga di cover nya beberapa komponen biaya dalam program beasiswa mereka. Subhanallah ... sekali lagi Engkau telah sukses menunjukkan padaku bahwa segala urusan akan kembali pada-Mu ya Allah.
Mas Fahri langsung tersenyum ceria waktu Ayah ngasih tahu kalau Mamanya ga jadi ke Korea. Aku yakin pasti inilah yang terbaik dari-Mu bagi keluarga kami. Paling ga, aku dah menunjukkan ke orang lain bahwa i can do it, aku bisa melewati semua tahapan seleksi itu. Hikmah lain adalah aku jadi bisa memahami perasaan mb lilis setengah tahun yang lalu. Selain itu dengan semua kejadian ini aku tahu ternyata banyak orang-orang disekelilingku yang masih sayang dan perhatian, jadikanku semakin banyak bersyukur.
Mungkin masih banyak hikmah lain yang akan aku terima nantinya, insyaAllah. Tinggal nunggu pengumuman beasiswa dalam negri. Semoga tetap diberi yang terbaik. Amin.

No comments: